“PERAMPOK YANG ANEH”
Karen Simmons adalah seorang gadis cantik. Sangat cantik, malah. Sedangkan John Wisdom adalah seorang pemuda ganteng. Mereka berpacaran. Suatu siang mereka bermobil bersama. John turun dari mobil dan meminta Karen untuk menunggu.
Ternyata John merampok bank! Ia mengambil uang $ 700 saja. Padahal di situ banyak sekali uang. Ia meminta petugas untuk menunjukkan ruang penyimpanan arsip nasabah. Ia memasang bom dengan daya ledak rendah. Benar dugaan Anda, ia meledakkan seluruh arsip di bank tersebut.
Karen marah karena ia merampok bank. Tetapi, selanjutnya ia malahan bersekongkol dalam merampok bank-bank berikutnya. John dan Karen tidak bermaksud menggasak uang. Mereka hanya ingin memusnahkan arsip-arsip di sebanyak mungkin bank. Bank dianggap biang keladi pemiskinan masyarakat.
Publik mulai beropini. Suaranya terpecah. Ada 25 persen yang tidak setuju dengan perbuatan John dan Karen. Sebanyak 10 persen abstain. Dan, 35 persen mendukung!!
Suatu ketika di perjalanan mereka kemalaman. Mereka mencari hotel. Pemilik hotel yang sekaligus penjaganya sedang menonton TV. John dan Karen mencari kamar. Sebetulnya petugas hotel mengetahui bahwa mereka adalah perampok yang dilihatnya di TV. Anehnya ia menawarkan kamar dengan ramah dan berjanji tak akan bilang kepada siapa pun.
Pagi-pagi John dan Karen dibuat kaget oleh suara mencurigakan di depan pintu kamar mereka. Dengan meraih pistol ia mengendap ke arah pintu. Ternyata di depan pintu ada Bill, sang pemilik hotel. Ia datang bersama banyak orang yang merupakan tetangganya. Ada yang membawa makanan (mungkin iwak peyek ala Amerika). Ada yang membawa bunga. Ada satu lagi, yang menyerahkan kunci mobil. Semuanya sebagai hadiah!
Penggemar perampok aneh ini makin meluas. Karena publik menganggap aksi mereka seperti pahlawan. Melawan otoritas bank adalah penyelamatan kaum miskin yang terjerat utang di bank.... (Film "Wisdom").
----------
VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE SEBAGAI TEKNIK PENDIDIKAN NILAI
Ulasan tentang film tersebut di atas mungkin dapat digunakan sebagai bahan untuk pendidikan nilai bagi siswa di sekolah. Setelah disampaikan paparan tentang “Perampok yang Aneh”, para siswa diminta menanggapinya dengan pertanyaan:
(1) Apakah kamu mendukung apa yang telah dilakukan oleh John dan Karen?
(2) Berikanlah alasan atas pendapatmu tersebut!
Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pendidikan nilai adalah Value Clarification Technique. Guru dapat menggunakan teknik ini dengan beberapa langkah. Banyak artikel atau buku yang tersebar di internet dapat dimanfaatkan.
Purpel dan Ryan menghubungkan teknik tersebut dengan empat hal (David Lipe. 2013. “A Critical Analysis of Values Clarification”. Montgomery: Apologetics Press, Inc.).
PERTAMA, mereka menyarankan bahwa pendekatan klarifikasi nilai terdiri dari serangkaian teknik longgar yang mudah dipelajari dan mudah diakses oleh guru. Untuk membekali para guru untuk menjadi “clarifiers” nilai, ada semakin banyak buku/artikel tentang kiat-kiat untuk itu.
KEDUA, Purpel dan Ryan mengamati bahwa guru memiliki kepuasan dalam mempertimbangkan secara terbuka dan jujur terhadap masalah yang sangat penting, misalnya prinsip atau tujuan hidup individu.
KETIGA, guru tidak harus bersikap menggurui. Pandangan guru tidak dikenakan pada siswa. Tidak ada upaya langsung yang dibuat untuk mengubah pandangan para siswa. Sebaliknya, fungsi guru sebagai orang yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir melalui beberapa “kebingungan” dengan, misalnya, narasi kasus yang dihadapkan kepada mereka.
KEEMPAT, banyak guru melaporkan bahwa teknik klarifikasi nilai berfungsi dengan baik dan bahwa, ternyata, anak-anak di wilayah di mana dalam uraian kurikulum tersirat secara samar-samar dan dianggap tidak relevan.
Demikianlah, semoga ini menjadi sesuatu banget ^,_,^
Karen Simmons adalah seorang gadis cantik. Sangat cantik, malah. Sedangkan John Wisdom adalah seorang pemuda ganteng. Mereka berpacaran. Suatu siang mereka bermobil bersama. John turun dari mobil dan meminta Karen untuk menunggu.
Ternyata John merampok bank! Ia mengambil uang $ 700 saja. Padahal di situ banyak sekali uang. Ia meminta petugas untuk menunjukkan ruang penyimpanan arsip nasabah. Ia memasang bom dengan daya ledak rendah. Benar dugaan Anda, ia meledakkan seluruh arsip di bank tersebut.
Karen marah karena ia merampok bank. Tetapi, selanjutnya ia malahan bersekongkol dalam merampok bank-bank berikutnya. John dan Karen tidak bermaksud menggasak uang. Mereka hanya ingin memusnahkan arsip-arsip di sebanyak mungkin bank. Bank dianggap biang keladi pemiskinan masyarakat.
Publik mulai beropini. Suaranya terpecah. Ada 25 persen yang tidak setuju dengan perbuatan John dan Karen. Sebanyak 10 persen abstain. Dan, 35 persen mendukung!!
Suatu ketika di perjalanan mereka kemalaman. Mereka mencari hotel. Pemilik hotel yang sekaligus penjaganya sedang menonton TV. John dan Karen mencari kamar. Sebetulnya petugas hotel mengetahui bahwa mereka adalah perampok yang dilihatnya di TV. Anehnya ia menawarkan kamar dengan ramah dan berjanji tak akan bilang kepada siapa pun.
Pagi-pagi John dan Karen dibuat kaget oleh suara mencurigakan di depan pintu kamar mereka. Dengan meraih pistol ia mengendap ke arah pintu. Ternyata di depan pintu ada Bill, sang pemilik hotel. Ia datang bersama banyak orang yang merupakan tetangganya. Ada yang membawa makanan (mungkin iwak peyek ala Amerika). Ada yang membawa bunga. Ada satu lagi, yang menyerahkan kunci mobil. Semuanya sebagai hadiah!
Penggemar perampok aneh ini makin meluas. Karena publik menganggap aksi mereka seperti pahlawan. Melawan otoritas bank adalah penyelamatan kaum miskin yang terjerat utang di bank.... (Film "Wisdom").
----------
VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE SEBAGAI TEKNIK PENDIDIKAN NILAI
Ulasan tentang film tersebut di atas mungkin dapat digunakan sebagai bahan untuk pendidikan nilai bagi siswa di sekolah. Setelah disampaikan paparan tentang “Perampok yang Aneh”, para siswa diminta menanggapinya dengan pertanyaan:
(1) Apakah kamu mendukung apa yang telah dilakukan oleh John dan Karen?
(2) Berikanlah alasan atas pendapatmu tersebut!
Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pendidikan nilai adalah Value Clarification Technique. Guru dapat menggunakan teknik ini dengan beberapa langkah. Banyak artikel atau buku yang tersebar di internet dapat dimanfaatkan.
Purpel dan Ryan menghubungkan teknik tersebut dengan empat hal (David Lipe. 2013. “A Critical Analysis of Values Clarification”. Montgomery: Apologetics Press, Inc.).
PERTAMA, mereka menyarankan bahwa pendekatan klarifikasi nilai terdiri dari serangkaian teknik longgar yang mudah dipelajari dan mudah diakses oleh guru. Untuk membekali para guru untuk menjadi “clarifiers” nilai, ada semakin banyak buku/artikel tentang kiat-kiat untuk itu.
KEDUA, Purpel dan Ryan mengamati bahwa guru memiliki kepuasan dalam mempertimbangkan secara terbuka dan jujur terhadap masalah yang sangat penting, misalnya prinsip atau tujuan hidup individu.
KETIGA, guru tidak harus bersikap menggurui. Pandangan guru tidak dikenakan pada siswa. Tidak ada upaya langsung yang dibuat untuk mengubah pandangan para siswa. Sebaliknya, fungsi guru sebagai orang yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir melalui beberapa “kebingungan” dengan, misalnya, narasi kasus yang dihadapkan kepada mereka.
KEEMPAT, banyak guru melaporkan bahwa teknik klarifikasi nilai berfungsi dengan baik dan bahwa, ternyata, anak-anak di wilayah di mana dalam uraian kurikulum tersirat secara samar-samar dan dianggap tidak relevan.
Demikianlah, semoga ini menjadi sesuatu banget ^,_,^